Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid menerangkan, pada 2023, Indonesia memiliki sumberdaya bijih nikel sebesar 18.550.358.128 ton dengan cadangan bijih nikel sebesar 5.325.790.841 ton.
Disisi lain, bijih bauksit yang dimiliki Indonesia sebesar 7.475.842.602 ton dengan cadangan total sebesar 2.777.981.035 ton. Hal ini disampaikan Wafid dalam Webinar Prospeksi dan Bisnis Industri Mineral Masa Depan yang diselenggarakan Institut Teknologi Surabaya pada Sabtu (02/11/2024).
Sumberdaya mineral yang melimpah tersebut tentu perlu dimanfaatkan dan dikelola dengan baik agar mampu memberikan tambahan pendapatan negara secara maksimal.
Baca Juga: Harga Komoditas Produk Pertambangan Turun Jelang Pergantian Tahun, Mengapa?
Salah satu strategi yang dilakukan pemerintah ialah dengan mendorong hilirisasi industri mineral dalam negeri. Hal ini dituangkan dalam kebijakan larangan ekspor bahan mentah beberapa tahun terakhir yang dilakukan secara bertahap.
Kebijakan hilirisasi industri mineral ini tentu ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah terhadap produk mineral Indonesia. Selain itu, hilirisasi juga dilakukan sebagai upaya mengurangi ketergantungan Indonesia pada ekspor bahan mentah.
Kebijakan hilirisasi sebelumnya telah mulai dilakukan pada era kepemimpina Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kebijakan ini masih menjadi prioritas dalam era kepemimpinan Presiden yang baru, Prabowo Subianto.
Baca Juga: China Temukan Cadangan Emas Raksasa Berkualitas TinggiKata Kunci : Jadi Pemain Utama Nikel dan Bauksit Dunia, Begini Strategi Indonesia Manfaatkan Kekayaan Tersebut