Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat berkomitmen untuk mencapai net zero emission di tahun 2060. Net zero emission adalah kondisi dimana jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan seimbang dengan yang dihilangkan dari atmosfer. Kondisi ini juga dikenal dengan karbon netral.
Untuk mencapai komitmen tersebut, hal utama yang dilakukan pemerintah ialah dengan transisi energi ke energi terbarukan. Dalam hal ini pemerintah mencanangkan target bauran energi terbarukan sebesar 23% di tahun 2025 serta 31% pada tahun 2050 mendatang. Indonesia juga berkomitmen dalam penurunan emisi pada tahun 2030 sebesar 29%.
Meski demikian, dalam mewujudkan net zero emission melalui transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan tentu memiliki tantangan dalam pelaksanaannya. Namun yang perlu kita sadari adalah mengapa transisi energi menjadi penting? Berikut kami ulas urgensi dari transisi energi.
Baca Juga: Harga Komoditas Produk Pertambangan Turun Jelang Pergantian Tahun, Mengapa?
Efektif Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Sebagai strategi utama menuju net zero emission, transisi energi menjadi penting karena mampu mengurangi emisi gas rumah kaca. Emisi gas rumah kaca muncul dari hasil pembakaran bahan bakar yang bersumber dari fosil, seperti batubara, minyak bumi, serta gas alam.
Transisi menuju energi bersih seperti energi yang bersumber dari tenaga surya, angin, maupun air dinilai mampu mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan. Hal ini juga dinilai mampu meminimalisir terjadinya pemanasan global.
Baca Juga: China Temukan Cadangan Emas Raksasa Berkualitas TinggiKata Kunci : Jadi Strategi Utama Menuju Net Zero Emission di Tahun 2060, Mengapa Transisi Energi Penting?