Fashion Brand Season Sale
Fashion Brand Season Sale
Home
»
Ulasan
»
Detail Berita


Mengintip Peran Smelter Timah dalam Mendongkrak Nilai Tambah Komoditas

Foto: Salah satu smelter timah di Sulawesi Barat (sulbarprov.go.id)
Pasang Iklan
Oleh : Joko Yuwono

Jakarta, Wartatambang.com — Timah merupakan logam lunak berwarna keperakan yang tahan korosi, memainkan peran penting dalam industri modern, terutama untuk pembuatan solder elektronik, pelapis logam, dan komponen baterai.

Indonesia, dengan cadangan timah sekitar 800.000 ton atau 17% dari total dunia, adalah produsen timah terbesar kedua setelah China, dengan tambang utama di Bangka Belitung dan Kepulauan Riau.

Smelter timah mengolah konsentrat timah menjadi timah murni dengan kemurnian hingga 99,9%, serta produk turunan seperti solder dan tin chemical, untuk meningkatkan nilai tambah hingga enam kali lipat dibandingkan ekspor konsentrat.

Dengan ekspor timah olahan mencapai US$1,3 miliar pada 2024, smelter ini memperbesar penerimaan devisa dan menjadikan Indonesia sebagai pemasok kunci pasar global, terutama untuk industri elektronik dan energi terbarukan.

Selain itu proses hilirisasi timah berhasil membuka ribuan lapangan kerja baik di fasilitas pengolahan maupun sektor pendukung seperti logistik dan usaha kecil menengah, yang tersebar di berbagai fasilitas smelter di seluruh wilayah Indonesia.

Di Pangkalpinang, Bangka Belitung, PT Timah Tbk, perusahaan milik negara, mengoperasikan smelter timah terbesar di Indonesia melalui unit pengolahan di Muntok.

Dengan investasi Rp3,5 triliun sejak modernisasi pada 2018, smelter ini memiliki kapasitas 40.000 ton timah murni per tahun, menghasilkan ingot timah bersertifikat London Metal Exchange (LME).

Produk ini diekspor ke sejumlah Negara antara lain Jepang, Korea Selatan, dan Eropa untuk industri solder dan elektronik, menyumbang US$500 juta pada 2024.

Smelter Muntok mempekerjakan tidak kurang 2.500 warga lokal yang sebelumnya berprofesi sebagai penambang tradisional, kemudian menjadi operator peleburan terampil melalui pelatihan teknis.

Pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung mencapai 7,2% pada 2024, didorong oleh aktivitas smelter ini. Sektor UMKM seperti penyedia transportasi dan jasa katering berkembang pesat, sementara pelabuhan Muntok diperluas guna menangani ekspor timah, menciptakan peluang ekonomi baru.

PT Timah Tbk juga mengoperasikan smelter modern di Sungailiat, Bangka Belitung, sejak 2021 dengan investasi Rp 2 triliun. Smelter ini menghasilkan 25.000 ton timah murni per tahun, dengan fokus pada produk downstream, antara lain solder dan tin chemical untuk industri baterai, yang sebagian besar diekspor ke China dan Amerika Serikat dengan nilai mencapai US$800 juta pada 2024.

Smelter ini mempekerjakan sekitar 1,800 orang dan berhasil mengubah kehidupan masyarakat setempat yang sebelumnya bergantung pada penambangan skala kecil.

Program pelatihan telah menghasilkan tenaga kerja terampil dalam teknologi peleburan Ausmelt, meningkatkan pendapatan mereka hingga dua kali lipat. UMKM di Sungailiat, seperti penyedia peralatan dan logistik, mendapat manfaat dari aktivitas smelter, sementara infrastruktur seperti jalan dan pembangkit listrik ditingkatkan.

Smelter timah juga dibangun di Tanjung Ular, Bangka Belitung yang dikelola oleh PT Refined Bangka Tin (RBT), perusahaan swasta, mengoperasikan smelter timah sejak 2020 dengan investasi US$150 juta. Degan kapasitas 20.000 ton timah murni per tahun, menghasilkan ingot dan solder yang diekspor ke pasar Asia dan Eropa, menyumbang US$600 juta pada 2024.

Smelter RBT Tanjung Ular mempekerjakan 1.200 warga lokal dengan pelatihan yang mengubah pekerja informal menjadi operator terampil, mendukung pertumbuhan ekonomi di Tanjung Ular melalui sektor UMKM seperti penyedia jasa konstruksi.

Sementara di Bintan, Kepulauan Riau, PT Bintan Tin Industry, bekerja sama dengan investor asing, sedang mengembangkan smelter timah dengan investasi Rp1,5 triliun, menargetkan operasi pada 2026.

Smelter ini diproyeksikan akan menghasilkan 15.000 ton timah murni dan produk turunan seperti tinplate untuk kemasan, dengan ekspor diperkirakan US$400 juta per tahun, dengan serapan tenaga kerja mencapai 1.000 orang.

Hingga tahun 2025, total investasi di smelter timah mencapai US$700 juta dengan proyeksi tambahan US$500 juta hingga 2030. Kondisi tersebut telah menempatkan status Indonesia sebagai negara pemasok utama produk timah olahan untuk industri dunia yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

PT Timah Tbk berencana memperluas smelter Muntok dan Sungailiat dengan memproduksi tin alloy untuk industri otomotif menargetkan pasar ekspor.

Proyek ini diharapkan akan menciptakan ribuan lapangan kerja baru dan mendorong ekspor produk bernilai tinggi, terutama memenuhi permintaan industri elektronik Jepang dan Korea Selatan, seperti solder untuk papan sirkuit.

Dengan investasi yang terus mengalir dan teknologi canggih seperti peleburan Ausmelt, smelter timah akan semakin memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, mendukung kebutuhan elektronik dan energi terbarukan.

Indonesia kini bukan lagi negara pengekspor konsentrat, tapi penghasil timah olahan berkualitas tinggi yang diakui dunia. Keberadaan ratusan smelter timah merupakan bukti keberhasilan transformasi industri, mewujudkan visi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi yang mandiri dan berpengaruh.

Smelter timah telah mengubah cara Indonesia memanfaatkan kekayaan timahnya. Dari Muntok hingga Sungailiat, Tanjung Ular, dan Bintan, fasilitas ini menghasilkan timah murni dan produk turunan yang mendongkrak devisa dan menciptakan peluang kerja.

Pertumbuhan UMKM, infrastruktur seperti pelabuhan, pembangkit listrik dan kesejahteraan masyarakat lokal menjadi bukti nyata dampak hilirisasi. (*)

Halaman :

Berikan Penilaian untuk Artikel Ini

Kata Kunci : Timah merupakan logam lunak berwarna keperakan yang tahan korosi, memainkan peran penting dalam industri modern, terutama untuk pembuatan solder elektronik, pelapis logam, dan komponen baterai.

Sorotan


Teknologi Oil Separator, Solusi Ramah Lingkungan untuk Pengolahan Limbah Industri Tambang

Teknologi

Ketegangan Global Dikhawatirkan Meningkat Terkait Mineral Tanah Jarang (REE)

Internasional

Imbas Pembatasan Kuota Produksi, Harga Nikel Diprediksi Naik Signifikan Tahun Ini

Liputan Khusus

Menimbang Untung-Rugi Rencana Indonesia Membeli Minyak Mentah dari Rusia

Minyak dan Gas

Presiden Prabowo Tunjuk Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Sebagai Ketua Satgas Hilirisasi

Nasional

Pasang Iklan

Pilihan Redaksi

Ironi Ketahanan Energi, Ini Alasan Indonesia Mengimpor Minyak dari Singapura

Ulasan

Energi Panas Bumi Jadi Andalan Bauran EBT Hingga Akhir 2024

Energi

Tambang Batubara di Afghanistan Runtuh, Beberapa Orang Terjebak

Internasional

WALHI Sumbar Sebut Ada Dugaan Aliran Dana Tambang Ilegal 600 Juta Per Bulan Kepada Aparat

Nasional

Bekas Tambang Grasberg Dalam Proses Reklamasi, Berapa Dananya?

Lingkungan

Pasang Iklan

Baca Juga

Pemerintah Akan Dorong Pemanfaatan Gas Bumi Untuk Swasembada Energi

Energi

Ada Dugaan Pelanggaran HAM Dibalik Aktivitas Tambang di Musi Banyuasin, Berikut Kronologinya

Nasional

Di Tengah Gencarnya Transisi Energi, Mengapa Indonesia Masih Pakai Batubara?

Energi

Indonesia dan Kanada Jalin Kerjasama Sektor Mineral Kritis dan Transisi Energi

Nasional

Harga Komoditas Produk Pertambangan Turun Jelang Pergantian Tahun, Mengapa?

Nasional

Pasang Iklan

Berita Lainnya

China Temukan Cadangan Emas Raksasa Berkualitas Tinggi

Internasional

Bahlil Akui Indonesia Masih Impor Nikel Meski Punya Cadangan Terbesar di Dunia, Ada Apa?

Nasional

Kasus Polisi Tembak Polisi Diduga Akibat Lindungi Tambang Ilegal, Penegakan Hukum Harus Transparan

Nasional

Indonesia dan Uni Emirat Arab Sepakati Kerjasama Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral

Nasional

Pemerintah Akan Pangkas Izin Sektor Energi Panas Bumi Jadi 5 Hari

Energi

Pasang Iklan