Fashion Brand Season Sale
Fashion Brand Season Sale
Home
»
Korporasi
»
Detail Berita


Merdeka Copper Akuisisi Perusahaan Tambang Nikel Rp 5,37 Triliun

Foto: Ilustrasi area pertambangan konsesi Tambang Tumpang Pitu (Tujuh Bukit) milk PT Bumi Suksesindo (BSI), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk, di Banyuwangi, Jawa Timur. (JIBI/Abdullah Azzam)
Pasang Iklan
Oleh : Joko Yuwono

Jakarta, Wartatambang.com – Mengacu keterbukaan informasi perusahaan, Merdeka Copper dan BTA telah menandatangani perjanjian pengambilalihan bagian saham bersyarat pada 24 Maret lalu.

Perusahaan tambang emas yang terafiliasi dengan Grup Saratoga, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mengakuisisi perusahaan holding tambang nikel, PT Hamparan Logistik Nusantara (HLN) dari PT Provident Capital Indonesia.

Dilansir Katadata.co.id, transaksi pengambilalihan itu dilakukan melalui anak usaha Merdeka Copper Gold, PT Batutua Tambang Abadi (BTA).

Mengacu keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen MDKA, perseroan dan BTA telah menandatangani perjanjian pengambilan bagian saham bersyarat pada 24 Maret 2022.

Berdasarkan perjanjian, MDKA dan BTA menyetujui pemberian yang muka setoran modal bersyarat senilai Rp 5,37 triliun. Transaksi tersebut masih transaksi material, mengingat MDKA adalah salah satu dari portofolio investasi Provident Capital.

Manajemen MDKA menjelaskan, tujuan dari transaksi tersebut merupakan aksi korporasi BTA sebagai salah satu langkah strategis BTA untuk mengembangkan kegiatan usahanya, terutama sehubungan dengan rencana pengambilalihan PT Hamparan Logistik Nusantara oleh BTA.

"Dengan adanya transaksi ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomis ke depannya bagi BTA maupun perseroan," ungkap manajemen Merdeka Copper, Selasa (29/3).

Adapun, nilai transaksi tersebut setara 49,6% dari total ekuitas MDKA secara konsolidasi berdasarkan laporan keuangan yang berakhir pada 30 September 2021.

Sepanjang tahun 2021, Merdeka Copper tercatat membukukan perolehan laba bersih senilai US$ 36,14 juta atau sekitar Rp 516,80 miliar. Laba operasional perseroan tercatat senilai Rp 1,29 triliun.

Adapun, penjualan dan pendapatan usaha MDKA teercatat naik 18,36% dari sebelumnya US$ 321,86 juta atau sekitar Rp 4,60 triliun menjadi US$ 380,95 juta atau setara Rp 5,44 triliun.

Pada perdagangan Selasa ini, terpantau harga saham Merdeka Copper terkoreksi 3,17% ke level Rp 4.580 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 104,90 triliun.

Mengacu situs perusahaan, Merdeka Copper adalah perusahaan induk dengan anak perusahaan yang bergerak dalam kegiatan usaha pertambangan, meliputi eksplorasi dan produksi emas, perak, tembaga, serta mineral terkait lainnya serta layanan pertambangan.

Aset utama perusahaan adalah Tambang Tujuh Bukit, sering disebut sebagai Proyek Heap Leach Tujuh Bukit, Tambang Tembaga Wetar, Proyek Emas Pani yang dalam pengembangan, dan deposit emas dan tembaga Tujuh Bukit yang dalam pengembangan.

Deposit emas dan tembaga Tujuh Bukit adalah salah satu sumber daya mineral porfiri peringkat tertinggi di dunia yang mengandung sekitar 28 juta ounce (oz) emas dan 19 miliar pound tembaga.

Tambang Tujuh Bukit yang beroperasi didasarkan pada deposit oksida emas dan perak di dekat permukaan yang hingga 31 Desember 2018 mengandung mineral tersisa 2,25 juta oz emas dan 53 juta oz perak dan cadangan bijih terkait lainnya.

Berdasarkan pemegang saham efektif perseroan sampai dengan 28 Februari 2022, saham MDKA dimiliki 18,29% oleh PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, PT Mitra Daya Mustika dengan kepemilikan 12,87%, Garibaldi Thohir 8,77%, PT Suwarna Arta Mandiri 6,05%. Sisanya, dimiliki pemegang saham publik sebesar 53,99%.

Halaman :

Kata Kunci : Merdeka Copper

Sorotan


Teknologi Oil Separator, Solusi Ramah Lingkungan untuk Pengolahan Limbah Industri Tambang

Teknologi

Ketegangan Global Dikhawatirkan Meningkat Terkait Mineral Tanah Jarang (REE)

Internasional

Imbas Pembatasan Kuota Produksi, Harga Nikel Diprediksi Naik Signifikan Tahun Ini

Liputan Khusus

Menimbang Untung-Rugi Rencana Indonesia Membeli Minyak Mentah dari Rusia

Minyak dan Gas

Presiden Prabowo Tunjuk Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Sebagai Ketua Satgas Hilirisasi

Nasional

Pasang Iklan

Pilihan Redaksi

Ironi Ketahanan Energi, Ini Alasan Indonesia Mengimpor Minyak dari Singapura

Ulasan

Energi Panas Bumi Jadi Andalan Bauran EBT Hingga Akhir 2024

Energi

Tambang Batubara di Afghanistan Runtuh, Beberapa Orang Terjebak

Internasional

WALHI Sumbar Sebut Ada Dugaan Aliran Dana Tambang Ilegal 600 Juta Per Bulan Kepada Aparat

Nasional

Bekas Tambang Grasberg Dalam Proses Reklamasi, Berapa Dananya?

Lingkungan

Pasang Iklan

Baca Juga

Pemerintah Akan Dorong Pemanfaatan Gas Bumi Untuk Swasembada Energi

Energi

Ada Dugaan Pelanggaran HAM Dibalik Aktivitas Tambang di Musi Banyuasin, Berikut Kronologinya

Nasional

Di Tengah Gencarnya Transisi Energi, Mengapa Indonesia Masih Pakai Batubara?

Energi

Indonesia dan Kanada Jalin Kerjasama Sektor Mineral Kritis dan Transisi Energi

Nasional

Harga Komoditas Produk Pertambangan Turun Jelang Pergantian Tahun, Mengapa?

Nasional

Pasang Iklan

Berita Lainnya

China Temukan Cadangan Emas Raksasa Berkualitas Tinggi

Internasional

Bahlil Akui Indonesia Masih Impor Nikel Meski Punya Cadangan Terbesar di Dunia, Ada Apa?

Nasional

Kasus Polisi Tembak Polisi Diduga Akibat Lindungi Tambang Ilegal, Penegakan Hukum Harus Transparan

Nasional

Indonesia dan Uni Emirat Arab Sepakati Kerjasama Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral

Nasional

Pemerintah Akan Pangkas Izin Sektor Energi Panas Bumi Jadi 5 Hari

Energi

Pasang Iklan