Peristiwa bermula saat AKP Ryanto selaku Kasat Reskrim Polres Solok Selatan menangkap salah satu pengusaha tambang ilegal dan membawanya ke Polres Solok Selatan. Saat di kantor, AKP Dadang yang merupakan Kabag Ops Polres Solok Selatan menghampiri AKP Ryanto. Tidak lama kemudian suara tembakan terdengar sekitar pukul 00.43 WIB.
Akibat insiden tersebut, anggota Polres Solok Selatan langsung membawa AKP Ryanto ke Puskesmas Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Solok Selatan untuk diberikan pertolongan. Namun sayang nyawa AKP Ryanto tidak tertolong.
Insiden tersebut diduga berkaitan dengan penangkapan seorang pengusaha tambang ilegal yang dilakukan AKP Ryanto. Saat ini, polisi sudah menangkap AKP Dadang dan sedang mendalami kasus yang menewaskan AKP Ryanto tersebut.
Solok Selatan Jadi Surga Pertambangan
Dilansir dari serambinews.com pada Senin (25/11/2024), Sugeng Teguh Santoso selaku Ketua Indonesia Police Watch (IPW) menduga AKP Dadang Iskandar membunuh rekannya untuk melindungi aktivitas pertambangan ilegal.
Sebagai informasi, Solok Selatan merupakan salah satu surga bagi aktivitas pertambangan. Bahkan harta karun yang tersimpan di kabupaten tersebut disinyalir juga menjadi incaran negara lainnya. Tak heran jika Solok Selatan dijuluki sebagai bukit emas karena sumberdaya alamnya yang kaya dan melimpah.
Berdasarkan informasi yang beredar ditengah masyarakat setempat, aktivitas pertambangan emas di wilayah Solok Selatan salah satunya diduga ada keterlibatan pihak asing. Diperkirakan setiap bulannya mereka mampu menghasilkan hingga 30 kg emas.
Data Wahana Lingkungan Hidup Sumatera Barat (Walhi Sumbar) mengemukakan bahwa titik lokasi penambangan tersebar di sepanjang aliran Sungai Batang Hari, Sungai Batang Bangko serta di Tambang Pamog dan Panggulan di Kecamaran Sangir.
Investigasi Walhi pada tahun 2019 mengemukakan bahwa terdapat setidaknya 28 lokasi tambang emas ilegal di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh. 22 titik lokasi tambang emas ilegal tersebut sudah tidak aktif dan ditinggal begitu saja tanpa adanya upaya reklamasi lahan bekas tambang.
Penegak Hukum Harus Tegas dan Transparan
Walhi Sumbar menilai, aktvitas penambangan ilegas di Sumbar selama ini hampir tidak pernah tersentuh oleh hukum. Hal ini dibuktikan dengan maraknya aktivitas pertambangan ilegal, bahkan beberapa lokasinya disinyalir berada dipinggir jalan nasional.
Kasus polisi tembak polisi ini dapat menjadi awal mula dibukanya tabir aktivitas pertambangan ilegal yang terjadi di Sumbar. Adanya kasus ini membuat perhatian yang sangat besar dikalangan publik, bukan hanya di Sumbar namun secara Nasional.
Dilansir dari republika.co.id pada Senin (25/11/2024), Adel Wahidi selaku Pjs Kepala Perwakilan Ombudsman RI Sumatera Barat meminta agar Polda Sumbar mengungkap motif dibalik pembunuhan antara sesama polisi ini dengan komprehensif dan transparan.
Adel juga mengungkapkan bahwa penting bagi penegak hukum untuk mengungkap kasus ini seterang-terangnya. Menurutnya, biasanya kasus yang berkaitan dengan tambang ilegal tidak berdiri sendiri, banyak jejaring yang biasanya terlibat dalam kasus pertambangan ilegal.
Kata Kunci : Kasus Polisi Tembak Polisi Diduga Akibat Lindungi Penambangan Ilegal, Penegakan Hukum Harus Transparan
Ada Dugaan Pelanggaran HAM Dibalik Aktivitas Tambang di Musi Banyuasin, Berikut Kronologinya
09 Des 2024, 13:08 WIB
Indonesia dan Kanada Jalin Kerjasama Sektor Mineral Kritis dan Transisi Energi
04 Des 2024, 10:54 WIB
Nasional
26 Nov 2024, 10:29 WIB
Nasional
25 Nov 2024, 13:23 WIB
Nasional
25 Nov 2024, 10:11 WIB
Energi
21 Nov 2024, 10:24 WIB
Sustainability
20 Nov 2024, 13:56 WIB
Energi
15 Nov 2024, 10:43 WIB
Nasional
12 Nov 2024, 10:08 WIB
Nasional
07 Nov 2024, 14:31 WIB
Nasional
07 Nov 2024, 10:25 WIB
Nasional
06 Nov 2024, 13:55 WIB
Energi
05 Nov 2024, 11:03 WIB
Nasional
04 Nov 2024, 13:34 WIB
Energi
04 Nov 2024, 10:07 WIB
Nasional
01 Nov 2024, 11:09 WIB
Lingkungan
30 Okt 2024, 13:30 WIB
Minyak dan Gas
29 Okt 2024, 14:49 WIB
Energi
29 Okt 2024, 10:40 WIB
Informasi CSR
28 Okt 2024, 14:29 WIB
Energi
28 Okt 2024, 10:18 WIB
Energi
25 Okt 2024, 21:03 WIB